Kelihatannya syal itu sangat berharga baginya. Sementara di tempat Hinata, ia masih sibuk mengerjakan syal merah itu.
Lalu, di sisi lain Konoha, di atas sebuah bukit, seorang Shinobi yang melihat ke arah Bulan merasakan suatu keanehan. "Kelihatannya sedikit lebih besar.." ucapnya.
"Sudah selesai!" ucap senang Hinata ketika syal rajutannya sudah benar-benar jadi. Buru-buru, Hinata mengepaknya, membungkusnya dan berlari menuruni tangga.
"Aku sudah mencurahkan hati dan jiwaku untuk membuat ini, aku yakin perasaanku pasti akan sampai pada Naruto-kun.." Hinata buru-buru ingin langsung menemui Naruto.
"Tapi apa iya harus sekarang? ini sudah malam.." Hinata balik lagi. "Mungkin sebaiknya besok saja.."
"Tidak.." Hinata balik lagi ingin memberikannya. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mungkin sebaiknya besok. Ah, Hinata kebingungan dan terus mondar mandir di teras rumahnya.
"Sudah cepat berikan saja.." ucap Hanabi, yang ternyata sejak tadi mengamati kakaknya itu.
"Hanabi!? Kenapa kau berdiri di sana?"
"Melihat anak gadis yang menderita batin gara-gara cinta rasanya menyenangkan.." ucap Hanabi.
"Anak kecil tak seharusnya bicara begitu.." ucap Hinata.
"Aku bukan anak kecil, penglihatan Byakuganku sudah sebaik orang dewasa." ucap Hanabi sambil menunjuk mata putihnya.
"Ngomong-ngomong coba lihat ini.." Hanabi memperlihatkan sebuah kunai dengan gantungan di belakangnya. "Bagus kan??"
"Kunai itu bukan mainan.." ucap Hinata dan..
Perutnya tiba-tiba saja bungi. Hinata lapar.
"Kalau perutmu bunyi saat kau ingin menyatakan perasaanmu, bisa-bisa dia tertawa terbahak-bahak.." ucap Hanabi.
"Si-siapa yang mau menyatakan perasaan.." bantah Hinata kemudian pergi.
"Daripada memberinya syal, mungkin lebih baik kalau kau mengubah gayamu biar makin fashionable.." ucap Hanabi sebelum Hinata benar-benar pergi.
Sementara itu, tampak para kage sedang mengadakan suatu pertemuan. Kazekage, Raikage, Mizukage, Tsuchikage, dan Hokage, yang saat ini adalah Kakashi.
"Bulannya akan jatuh.."
"Jelas sekali bulannya makin mendekati Bumi.."
"Apa karena itu ada banyak meteor yang jatuh akhir-akhir ini?"
Mereka rapat untuk membahas masalah Bulan yang makin hari entah bagaimana makin tampak mendekati Bumi.
"Aku akan menjelaskannya.." ucap perempuan yang bersama dengan Kakashi.
"Ketika dua benda langit saling mendekat satu sama lain, daya gravitasi mereka akan saling tarik menarik. Benda langit yang memiliki gravitasi lebih kecil akan kalah. Permukaan Bulan secara perlahan akan hancur.."
"Lalu apa yang akan terjadi?"
"Bulan akan benar-benar hancur dan serpihannya akan menghujani Bumi.." jelas perempuan itu. "Dan kalau ini dibiarkan, maka umat manusia akan.."
"...musnah ya. .." sambung Raikage.
"Apa ini fenomena alam? atau diakibatkan oleh ulah manusia?" tanya Mizukage.
"Pertanyaan yang bagus.." ucap Kakashi.
"Musim seperti ini ramen memang yang paling pas.." ucap Naruto. Salju sudah mulai turun, suhu udara begitu dingin hingga memakan ramen pun menjadi pilihan yang sangat pas.
Saat ini mereka sedang berada di kedai Ichiraku, untuk merayakan sesuatu. Naruto, Sakura, Shikamaru, Chouji, dan Ino.
"Sepanjang tahun juga makananmu ramen.." ucap Sakura.
"Kau memang sangat menyukai ramen, kan?" tanya Ino.
"Yah, aku memang sangat menyukainya.."
"Pesan lima gyoza lagi ya!" ucap Naruto.
"Siap!"
"Lima? Aku tak makan sebanyak itu.." ucap Chouji.
"Dia tak bilang kalau itu untukmu.." ucap Shikamaru.
"Ah.." sebelum makan Naruto ingat untuk melepas syal yang ia gunakan. "Jangan sampai ini kotor.." ucapnya sambil memasukan syal berwarna hijau tersebut.
"Eh? syal itu.." Sakura melihat dan..
Saat itulah Hinata sampai di sana.
"Hei Hinata!" sapa Sakura. "Ikutlah makan dengan kami!"
"Malam ini aku yang teraktir!" ucap Naruto.
"Dia bilang hari ini ada sesuatu yang membuatnya senang, jadi dia merayakannya.."
"T-tapi.." Hinata malu-malu.
"Ayolah jangan malu-malu dan duduk di sini.." Sakura mempersilakan tempat duduknya yang di sebelah Naruto untuk Hinata.
"Duduklah, Hinata.." ucap Naruto.
Hinata senang dan mengangguk, tapi..
"Naruto senpai!" fans-fans Naruto tiba-tiba saja berdatangan.
"Ah, kalian.. makasih ya hadiahnya.." ucap Naruto.
"Pesan apa saja yang kalian mau, biar aku yang terakhir, sebagai ucapan terimakasih untuk hadiah yang kalian berikan.."
"Terimakasih banyak!" ucap gadis-gadis itu.
"Hinata, kau juga pesanlah.." ucap Naruto. Hinata sudah duduk di kursi itu, tapi saat Naruto hendak duduk kembali ke kursinya, salah satu fansnya malah menarik tangannya.
"Kemarilah Naruto senpai.." mereka ingin Naruto duduk bersama mereka.
"Makanlah bersama kami.."
Melihat itu tanpa mengatakan apapun Hinata turun, memegang erat kembali bingkisan yang harusnya ia berikan pada Naruto dan melangkah pergi.
"Hinata.." Sakura merasa tak enak.
"Ada apa?" tanya Naruto.
"Maaf.. sepertinya aku sudah kenyang.." ucap Hinata.
"Hinata.."
"Hei, antar dia pulang dong.." ucap Sakura ke Naruto.
"Mengantarnya pulang? kenapa?"
"Ya, tak seharusnya kan membiarkan perempuan pulang sendiri malam-malam.."
"Hinata kan sangat kuat, mana mungkin ada yang berani macam-macam dengannya.."
Hinata benar-benar pergi.
"Eh? Hinata!" Sakura makin khawatir.
"Dasar kau bodoh!" bentak Sakura ke Naruto lalu menyusul Hinata.
"Bodoh kenapa sih?" Naruto masih tak mengerti. Dan saat hendak menyusul Sakura dan Hinata, pesanannya sudah jadi.
"Senpai, gyozanya sudah jadi.. Ayo makan!!"
Pada akhirnya Hinata pergi ditemani Sakura. "Yah, terkadang dia itu memang tidak peka.." ucap Sakura. Hinata masih diam, berjalan dengan wajah murung.
"Tadi kau ingin memberinya syal buatanmu, kan?"
Hinata hanya mengangguk.
"Ayolah, kau bisa melakukannya Hinata, percaya dirilah.." ucap Sakura.
"Makasih.." ucap Hinata.
"Tapi.. kenapa kau begitu mendukungku?" tanya Hinata.
"Itu.."
Sakura berpikir dan bayangan Sasuke terlintas di benaknya, pemuda yang saat ini berada di kejauhan, dalam perjalanan panjang untuk mencari jati dirinya.
"Karena kita harus saling mendukung.." ucap Sakura.
"Saling mendukung?"
Akhirnya Hinata sampai di depan rumahnya, dan Sakura pun telah kembali. Tapi, bukannya masuk, Hinata malah menetapkan hatinya dan tiba-tiba balik lagi.
Namun celaka..
Malam ini ternyata bukanlah malam yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Malam itu, sekelompok shinobi berbalut perban seperti yang sebelumnya tampak menyerang orang-orang Hyuuga terbang di atas langit konoha menggunakan layang-layang ninja.
***
Naruto The Last Movie Part IV - Text