Notification texts go here. Contact Us

Naruto The Last Movie Part XIV - Text

Dibaca
Di sebelah perapian yang panas itu, hati Naruto tetap merasakan dingin. Ketika perempuan yang baru ia sadari merupakan penghangat jiwanya pergi, "Hinata.."

"Si bodoh ini akhirnya mengerti." ucap Naruto dalam hati. "Arti dari syal yang kau berikan padaku saat kau pergi bersama Toneri."

"Sekarang aku mengerti, dari syal yang kau rajut dalam kesulitan, dan butuh waktu yang begitu panjang untuk menyelesaikannya.. aku mengerti kalau cintamu tak akan rusak semudah itu.."


Hinata kini telah terkurung sebagai pajangan Toneri, terdiam kaku sambil meneteskan air mata. "Naruto.."

"Tunggu aku."

"Kau mencintai orang sepertiku selama-lamanya. Sekarang, sebagai seorang laki-laki, ada yang harus kulakukan untukmu."

Naruto keluar dari kegalauannya, mengarahkan telapak tangannya jauh ke arah cahaya matahari sambil berkata, "Hinata, aku bersumpah aku akan menyelamatkanmu."


Sementara itu situasi di Bumi makin kritis. Kurang dari satu jam lagi sebelum kepingan Bulan benar-benar jatuh menghancurkannya.

Di suatu bagian di Bumi, tempat yang gelap, tampak Hiashi yang berada dalam kondisi luka parah, namun terus berusaha untuk berjalan. Lalu di bagian lain, seorang pemuda menatap ke arah jatuhnya meteor.

Sasuke.



"Raikage-sama, meriam chakranya telah siap." ucap salah seorang shinobi. Dan memang benar, senjata berdaya hancur super itu telah dikeluarkan dari sarangnya.

"Baiklah semuanya, persiapkan chakranya." perintah Rikage. Para shinobipun bersiap. Shinobi yang jumlahnya cukup banyak memang sudah disiapkan, mereka diubungkan pada senjata penghanur itu dengan semacam kabel yang akan menyalurkan chakra mereka sebagai bahan bakar utamanya.

"Pertama-tama, kita akan menggunakan tembakannya untuk menghancurkan meteorit-meteorit itu."

Sebagai pemegang kendali senjata, Bee pun telah bersiap.


Terdengar bunyi gong dalam sebuah tempat mirip gereja tempat upacara pernikahan akan diadakan. Hinata telah menggunakan seragam pengantin lengkap, dengan tatapan kosong wajahnya yang sayu.

Di luar, Shikamaru dan yang lainnya sudah mulai bergerak. Saat ini mereka mereka sedang terbang di atas burung-burung lukisan Sai, menghadapi pasukan Toneri yang begitu banyak jumlahnya.

Naruto menyerang dengan lesatan Rasenshurikennya, sementara Shikamaru menggunakan jutsu bayangannya untuk mengendalikan pimpinan pasukan musuh. Membuatnya membuka pintu dalam matahari buatan lalu masuk ke sana.


"Kita akan menyerang pusat mereka!!"
"Ya!!"


Masuk ke markas musuh tentu saja tak mudah. Baru saja berada di sana, senjata-senjata musuh yang telah siap siaga di bawah langsung menembaki mereka. Jumlah tembakannya begitu banyak, dan salah satu peluru tembakan tersebut berhasil menjatuhkan burung Sakura.

Sakura terlempar.

"Sakura!!" Naruto pun melompat dan meraih tangannya.

"Terimakasih.." ucap Sakura, yang saat ini telah berada di atas burung Naruto.


"Tak perlu berterimakasih." ucap Naruto. "Aku berhutang padamu, sesuatu yang tak mungkin bisa kubayar."

Mereka terus melanjutkan perjalanan, dan akirnya sampailah Shikamaru dkk di bangunan utama tempat itu. Shikamaru menutupi jam penghancuran Bumi di telapak tangannya dengan sarung tangan.

"Kenapa kau sembunyikan?" tanya Sai.
"Megganggu saja." ucap Shikamaru. "Aku tak akan bisa membuat keputusan yang bijak kalau melihat ini terus."

Bahkan setelah mendarat, mereka harus terus waspada karena tembakan-tembakan musuh terus saja menyerang.


"Naruto, apa kau bisa merasakan chakra Hanabi?"
"Hanabi berada di menara di sebelah sana!" ucap Naruto, yang saat ini telah berada di mode sennin.


"Sakura, Sai, pergilah ke tempat Hanabi!!" perintah Shikamaru.
"Ya!!" merekapun berpencar.

Sakura dan Sai pergi menyelamatkan Hanabi, sementara Naruto dan Shikamaru pergi menyelamatkan Hinata.

***

Naruto The Last Movie Part XV - Text

Hi, I'm Yandi Mulyadi. Thank you for knowing me.